Cinta bukan soal bagaimana kamu
memberi, tapi seharusnya bagaimana kamu menerima hasil yang sudah kamu berikan.
Cinta bukan soal menyatukan dua
hati yang sedang di mabuk cinta, tapi cinta tentang menyatukan perbedaan,
perbedaan pendapat, perbedaan sifat dan perbedaan sikap.
Cinta yang diawali dengan baik –
baik, akan berakhir dengan baik – baik pula. Bukan “putus” dengan cara baik –
baik, tapi berakhir dengan sebuah janji sehidup semati. Maknai cinta dengan
hati yang tulus, bukan dengan kepura – puraan maupun rasa gengsi. Jatuh cinta
memang indah, tapi jauh lebih indah jika membangun cinta. Cinta bukan soal sekarang tapi juga soal
nanti.
Cinta tidak mengharuskan kita
berkorban, tapi mengharuskan kita juga mendapatkan hasil dari pengorbanan yang
dilakukan.
Suatu saat nanti jika sudah
waktunya tiba, kita akan di satukan dengan sebuah ikatan pernikahan. Waita diciptakan
dari tulang rusuk laki – laki, Tuhan sudah mempersiapkan semua rencana yang
baik untuk umatnya.
“ lengga diyas, untuk kamu
lelakiku yang selalu menemani aku hingga saat ini, dnegan lelahnya mengajari
aku rasa sabar, dengan sabarnya menjalani semua kehidupan ku yang kadang
terlalu lelah jika di bayangkan, merasakan hidup itu seperti rollcoaster yang
kita sendiri tidak bisa memastikan bahwa keadaan kita akan selalu di atas.”
Saat ini aku bahagia, karena
setiap lelah yang aku jalani, selalu ada dorongan semangat yang tak pernah
henti kamu berikan, selalu terpancar senyum dari wajahmu. Entah bagaimana lagi
aku harus mengucapkan terimakasih yang sangat banyak kepadamu, pada semua
pengorbanan dan rasa cinta yang selama ini kamu berikan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar