Sabtu, 13 Februari 2016

dari seribu alasan yang orang tawarkan tentang senyuman, aku hanya butuh satu alasan, dan itu dari kamu.



Cinta bukan soal bagaimana kamu memberi, tapi seharusnya bagaimana kamu menerima hasil yang sudah kamu berikan.
Cinta bukan soal menyatukan dua hati yang sedang di mabuk cinta, tapi cinta tentang menyatukan perbedaan, perbedaan pendapat, perbedaan sifat dan perbedaan sikap.
Cinta yang diawali dengan baik – baik, akan berakhir dengan baik – baik pula. Bukan “putus” dengan cara baik – baik, tapi berakhir dengan sebuah janji sehidup semati. Maknai cinta dengan hati yang tulus, bukan dengan kepura – puraan maupun rasa gengsi. Jatuh cinta memang indah, tapi jauh lebih indah jika membangun cinta.  Cinta bukan soal sekarang tapi juga soal nanti.
Cinta tidak mengharuskan kita berkorban, tapi mengharuskan kita juga mendapatkan hasil dari pengorbanan yang dilakukan.
Suatu saat nanti jika sudah waktunya tiba, kita akan di satukan dengan sebuah ikatan pernikahan. Waita diciptakan dari tulang rusuk laki – laki, Tuhan sudah mempersiapkan semua rencana yang baik untuk umatnya.
“ lengga diyas, untuk kamu lelakiku yang selalu menemani aku hingga saat ini, dnegan lelahnya mengajari aku rasa sabar, dengan sabarnya menjalani semua kehidupan ku yang kadang terlalu lelah jika di bayangkan, merasakan hidup itu seperti rollcoaster yang kita sendiri tidak bisa memastikan bahwa keadaan kita akan selalu di atas.”
Saat ini aku bahagia, karena setiap lelah yang aku jalani, selalu ada dorongan semangat yang tak pernah henti kamu berikan, selalu terpancar senyum dari wajahmu. Entah bagaimana lagi aku harus mengucapkan terimakasih yang sangat banyak kepadamu, pada semua pengorbanan dan rasa cinta yang selama ini kamu berikan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar